Resensi Logan (2017), Ekuivalensi Action-Drama
Genre: Action, Sci-Fi
Sutradara: James Mangold
Produser: Lauren Shuler Donner, Simon Kinberg, Hutch Parker
Skenario: David James Kelly, Michael Green
Produksi: Marvel Entertainment, TSG Entertainment, The Donners’ Company
Distributor: 20th Century Fox
Pemain: Hugh Jackman, Doris Morgado, Boyd Holbrook, Patrick Stewart, Dafne Keen
Logan dikenal juga Wolverine 3, merupakan film ketiga dalam spin-off Wolverine sekaligus menjadi seri ke-10 dari seri film X-Men.
Adapun, seri film X-Men adalah serangkaian film superhero asal Amerika. Film-film ini berangkat dari kumpulan cerita superhero dengan nama yang sama, X-Men. Di bawah naungan 20th Century Fox, cerita-cerita superhero X-Men diangkat ke layar lebar dan digarap oleh sutradara-sutradara ternama seperti Bryan Singer dan Brett Ratner.
Cerita dalam film Logan sendiri diangkat dari seri Marvel Comics yang berjudul “Old Man Logan” karya Mark Millar dan Steve McNiven. Logan berlatar tahun 2024 atau 10 tahun setelah kejadian dalam film “X-Men: Days of Future Past (2014)”.

Dalam film ini, Logan (Hugh Jackman) dikisahkan sudah tak muda lagi. Ia menjadi pecandu minuman keras dan kekuatan penyembuhnya juga mulai melemah. Sebelumnya Logan telah berjanji untuk tidak menggunakan kekuatan cakarnya lagi, hingga suatu ketika janjinya harus ia langgar.
Bukan
tanpa sebab Logan begitu. Sebuah organisasi jahat yang mencoba
menggunakan dan memanfaatkan kekuatan para mutan yang tersisa sebagai
senjata dan tujuan jahat lainnya menjadi sebab. Untuk itu, Logan
berusaha keras menghentikan organisasi tersebut dengan menggunakan
sisa-sisa kekuatan mutannya yang masih ada.

Para anggota X-Men lainnya pun dikisahkan sudah tiada, dan para mutan yang tersisa menjadi buruan sekelompok cyborg jahat. Dalam serial Logan kali ini, muncul sesosok mutan muda yang bernama Laura Kinney (Dafne Keen) yang kemudian dikenal sebagai X-23.
Film yang
disutradarai James Mangold ini menyuguhkan perjalanan kisah Logan yang
penuh lika-liku. Logan digambarkan memiliki fisik yang tak lagi
setangguh Logan muda, dengan rambut yang mulai memutih, penglihatan agak
kabur, berjalan pincang, hingga cakarnya yang tak lagi panjang.
Logan
tinggal di daerah perbatasan Meksiko bersama Professor X (Patrick
Stewart) dan Caliban (Stephen Merchant). Logan bekerja sebagai supir
limousine.
Kendati termasuk seri
superhero jebolan Marvel Entertainment, jangan harap bisa menemukan
aksi-aksi keren superhero dengan alat-alat nan canggih. Jalan cerita Logan kali ini lebih mendrama dibumbui dengan konflik batin para tokohnya.
Bersetting
lokasi di daerah perbatasan Meksiko yang digambarkan gersang dan seolah
daerah tanpa harapan, membuat Logan terlihat frustasi akan jalan
hidupnya. Belum lagi rekanannya, Professor X diceritakan mengidap Alzheimer.

Dari sisi pemain,
kemunculan Dafne Keen mungkin jadi nilai tambah film Logan. Dafne yang
memerankan Laura Kinney digambarkan sebagai sosok gadis kecil yang
bengis, hasil cloning dari Logan. Sama seperti para mutan lainnya, Laura
juga memiliki cakar di kedua tangannya.
Tak hanya Dafne, kemunculan sederet karakter baru dalam Logan
tentu saja memberikan warna tersendiri di samping ceritanya yang penuh
drama. Logan memberimu kesan untuk melihat kisah lain dari sosok
superhero
Diterbitkan juga di http://www.sketsaunmul.co/resensi/logan-ekuivalensi-action-drama/baca
Comments
Post a Comment